TTingkat kekerasan terhadap perempuan di berbagai dunia dirangkum WIN Research pada tahun 2019. Negara yang mencapai tingkat kekerasan tertinggi adalah Chile (44%) mewakili kawasan Amerika Selatan dan terendah adalah Pakistan (2%) mewakili kawasan Asia Pasifik.
Mengacu pada data WIN Research 2019, sebanyak 84% total populasi dunia tidak mengalami kekerasan dan 14% mengalami kekerasan. Dibanding 2018, sebanyak 83% tidak mengalami dan 15% mengalami. Angka kekerasan ini menurun pada 2019.
Sementara itu, total populasi perempuan dunia yang mengalami kekerasan sebanyak 16% dan tidak mengalami kekerasan sebanyak 82% di tahun 2019. Kondisi ini termasuk stagnan jika dibanding dengan tahun 2018, dengan 16% mengalami dan 81% tidak mengalami.
Angka kekerasan pada wanita
Kawasan yang paling banyak mengalami kekerasan terhadap perempuan adalah Amerika (30%), Afrika (27%), dan Timur Tengah (20%). Berbeda dengan kawasan Asia Pasifik yang hanya (8%) dan Eropa (12%). Artinya, kawasan Amerika yang terdiri atas beberapa negara maju pun masih bermasalah dengan kekerasan terhadap perempuan. Kontras dengan kawasan Asia Pasifik yang mayoritas masih bergantung pada budaya patriarki, dalam hal ini data seharusnya menunjukkan fakta yang sebaliknya.
Usia perempuan yang paling banyak mengalami kekerasan yakni usia 18-24 tahun, sedangkan usia yang tidak mengalami kekerasan yakni 65 tahun ke atas.
Dari segi tingkat pendidikan, sekitar 20% responden perempuan memilih tidak menjawab tingkat pendidikan mereka, namun kelompok inilah yang mengalami kekerasan terbanyak. Meski demikian, kekerasan ini juga terjadi pada tingkat Magister (S2) dan S3 (19%), Universitas (16%), Sekolah Menengah dan Tidak Berpendidikan (15%), serta Sekolah Dasar (12%).
Sedangkan dari jenis pekerjaan, sekitar 21% responden perempuan yang tidak bekerja dan yang tidak menjawab (15%) rentan mengalami kekerasan. Berbeda dengan 8% responden perempuan yang pensiun atau disabilitas yang tidak mengalami kekerasan. Namun, yang bekerja seperti pelajar mengalami kekerasan sebesar 19%, diikuti oleh pekerja penuh dan paruh waktu (17%) dan ibu rumah tangga (10%).
Pelecehan Seksual
Dari total populasi perempuan seluruh dunia, tingkat pelecehan seksual tertinggi dicapai oleh Peru (32%) yang mewakili kawasan Amerika dan Amerika Selatan, serta disusul Meksiko (26%). Sementara di kawasan Eropa adalah Swedia (13%), Yunani (11%), dan Irlandia (11%). Di kawasan Afrika yakni Afrika Selatan (18%), kawasan Timur Tengah yakni Iran (5%) dan kawasan Asia Pasifik yakni Malaysia (15%).
Pelecehan seksual seharusnya tidak mengenal umur dan pekerjaan. Namun WIN Research 2019 merangkum data usia, pekerjaan, dan pendidikan. Pelecehan seksual tertinggi terjadi pada perempuan berusia 18-24 tahun. Dari segi tingkat pendidikan, tingkat Magister (S2) dan S3 justru mencapai 12%. Dari segi jenis pekerjaan, sebanyak 16% pelajar mengalami pelecehan seksual, disusul dengan responden tidak bekerja (11%), pekerja penuh dan paruh waktu (10%).
Jika disimpulkan, dapat dikatakan data adalah sumber kekayaan utama bagi perempuan saat memandang kesetaraan gender. Namun, tidak semua data diolah akurat jika negara-negara yang memiliki angka kesetaraan gender tertinggi di berbagai bidang tidak menunjukkan realita lapangan sebenarnya.
Misalnya di Indonesia, masih ada masalah perlindungan korban pelecehan seksual, mekanisme pelaporan korban perkosaan di kepolisian, keamanan buruh pabrik perempuan, kesetaraan upah jurnalis perempuan dan laki-laki, bahkan pelecehan seksual di institusi pendidikan. Dengan begitu, data WIN Research seharusnya dapat menjadi renungan bagi kita semua.
Sumber: hasil riset Deka Insight dan WIN, perhimpunan market research agency independent di seluruh dunia
Comments
Loading…